Created by MUHAMMAD FATA FIRDAUS the Geography Teacher and Earth Science . Diberdayakan oleh Blogger.
Mohon maaf, silakan terlebih dahulu untuk KLIK tombol BUKA di bawah ini :
Perkenalkan, saya MUHAMMAD FATA FIRDAUS guru Geografi SMA Negeri Punung. Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, mohon kritik dan saran yang membangun untuk peningkatan kualitas dan kemajuan blog saya.

Temukan di Blog ini

Channel Video Musik Populer

Minggu, 17 September 2023

Sabtu, 16 September 2023

Profil Blogger

PROFIL BLOGGER


Pemilik Blog :
Drs. MUHAMMAD FATA FIRDAUS 
Anak Nomor 1 dari 8 bersaudara
Nama Ayah : Suwito Hadi Wiyoto Bin Soredjo ( Bendo Magetan Jatim ) 
Profesi semasa dinas : PNS-Guru PAI Kandepag Wonogiri
Nama Ibu : Siti Mahmudah Binti Abdul Manan ( Giritontro Wonogiri Jateng ) 
Profesi semasa dinas : PNS-Guru PAI Kandepag Wonogiri 

Keluarga
Nama isteri : Haryanti, A.Ma., S.Pd.I., M.Pd
D2- PGMI/SD STAIN Surakarta 2001
S1-A.IV - PAI IAIN Surakarta 2009
S2 - MPI IAIN Surakarta 2015


Anak ( Inisial ) :
1. MKA, S.Pd ( alumni Prodi Bhs. Inggris FTIK-IAIN Surakarta )
2. MTUN ( sedang kuliah Prodi Teknik Komputer di AKN Pacitan )

Pendidikan Formal :
Aisyiah Bustanul Athfal Giritontro, Kab. Wonogiri ( 1973 )
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah ( MIM ) Kuwang Giritontro, Kab. wonogiri ( 1979 )
SMP Negeri Giritontro, Kab. wonogiri ( 1982 )
SMA Negeri 1 Wonogiri ( 1985 )
Prodi Pendidikan Geografi-S1/Akta IV - IKIP YOGYAKARTA ( 1990 )

Riwayat Profesi :
Guru pada : 
M.Ts Muhammadiyah 2 Giritontro ( 1990-1993 ) sebagai GTY
SMEA Muhammadiyah 3 Giriwoyo ( 1992-1993 ) sebagai GTY
SMA Negeri Punung, Kab. Pacitan  ( 1990-1993 ) sebagai GTT
SMA Negeri Nawangan, Kab. Pacitan ( 1994-2003 ) sebagai GT-PNS
SMA Negeri Punung, Kab. Pacitan ( 2003- sekarang ) sebagai GT-ASN

Sertifikasi Guru :
PLPG Rayon 15 Universitas Negeri Malang Tahun 2007



Minggu, 10 September 2023

Aspek Geografi

Aspek Geografi

Aspek geografi menurut banyak pendapat para ahli, dapat dibedakan menjadi dua yaitu aspek fisik dan aspek nonfisik.  Yang keduanya memiliki keterkaitan satu sama lainnya, bahkan dalam keterkaiatan tersebut dalam bagiannya aspek ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis. Setidaknya bahkan ada 9 Jenis.



Bentuk Aspek Geografi Fisik dan Non Fisik

Aspek geografi  dalam ilmu geografi adalah jenis penggunaan pendekatan keruangan dalam bagian aspek geografi yang memerlukan berbagai sudut pandang terhadap fenomena yang terjadi. Solusi terhadap permasalahan berkaitan dengan fenomena geosfer dapat berlangsung secara komprehensif. Penjelasan mengenai aspek fisik dan aspek nonfisik sebagai berikut.

  1. Aspek Fisik

Aspek fisik kajian dalam ilmu geografi meliputi unsur-unsur geosfer yang ada di muka bumi ini. Adapun unsur-unsur tersebut saliang berkaitan lantaran tergolong dalam satu sifat fisik. Contoh kajian dalam aspek fisik ini antara lain adalah kajian mengenai tanah, air, iklim, cuaca, dan perlapisan batuan di Bumi.

Macam-macam aspek fisik dalam kajian ilmu geografi ini setidainya dapat dibedakan sebagai berikut.

  1. Aspek Topologi

Aspek topologi membahas fenomena berkaitan dengan letak wilayah, bentuk muka Bumi, luas wilayah, dan batas wilayah yang berciri khas tertentu. Aspek topologi ini menjadi bagian daripada asepk fisik, lantaran bentuk dan sifatnya terlihat secara nyata oleh kasap mata ilmu pengetahuan yang ada.

  1. Aspek Biotik

Aspek biotik dalam asepk fisik ilmu geografi ini memberikan serta membahas karakter fisik manusia, hewan, dan tumbuhan dalam lingkup biosfer. Oleh karena inilah dalam aspek ini sangat dekat dalam ilmu biologi, sebagi bagian daripada Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

  1. Aspek Nonbiotik

Aspek nonbiotik dalam kajian ilmu geografi ini adalah aspek yang memberikan penjelasan serta pembahasan mengenai berbagai bentuk batuan, tanah, air, dan atmosfer yang ada di muka bumi ini. Dalam Aspek ini juga seringkali geografi dikenal dan dekat dengan kajian dalam ilmu kebumian.

  1. Aspek Non Fisik

Pengertian kajian aspek nonfisik dalam studi ilmu geografi adalah manusia dengan segala hubungan serta dampaknya. Kajian ini seperti kependudukan, aktivitas budaya, ekonomi, budaya, dan bahkan sampai pada aktivitas politiknya. Oleh karena itulah dalam bagian aspek kajian nonfisik ini lebih fokus pada manusia.

Dalam aspek non fisik ini juga, ilmu geografi secara runtun memberikan penjelasan serta pembahasan yang runtun sebagai bagian daripada kajian ilmu sosial. Contoh dalam kajian ini misalnya saja dalah persebaran manusia/penduduk yang memiliki pebedaan antara di Pulau Sumatra dan Pulau Papua.

Selain itu, bagian atu bentuk daripada aspek nonfisik kajian geografi diantaranya adalah sebagai berikut;

  1. Aspek Sosial

Aspek sosial dalam ilmu geografi adalah aspek yang memberikan penjelasan serta pemembahasan mengenai berbagai bentk adat, tradisi, kelompok masyarakat, dan lembaga sosial-lembaga sosial yang ada di dalam kehidupan masyarakat., baik lembaga ekonomi, lembaga agama, ataupu lembaga hukum.

  1. Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi sebagai bagian daripada aspek non fisik dalam ilmu geografi adalah aspek yang memberikan pemembahasan mengenai industri, perdagangan, pertanian, transportasi, dan pasar. Sebagi bagian daripada pembangunan dan kebutuhan skunder dalam hidup manusia.

  1. Aspek Budaya

Aspek budaya dalam ilmu geografi sebagai bagian daripada aspek non fisik adalah memberikan pmebahasan mengenai pendidikan, agama yang ada dalam masyarakat, bahasa, dan berbagai jenis alat serta lagu keseniannya secara lengkap.

  1. Aspek Politik

Aspek politik dalam asepk ilmu geografi adalah sep kajian yang memberikan serta membahas kepartaian dan pemerintahan yang ada di dalam suatu negara. Dalam aspek ini erat kaitannya dengan kekuasaan yang ada di dalam pemerintahan.

Contoh Aspek Geografi

Contoh sederhananya dalam kehidupan sehari-hari untuk membedakan antara aspek fisik dan aspek non fisik dalam ilmu geografi misalnya saja adalah pembahan yang nyata atau terlihat nyata dalam kehidupa manusia adalah bagian daripada aspek fisik, seperti bebatuan, struktur bumi, fisik manusia, serta lain sebaginya.

Adapun untuk aspek non fisik dalam kehidupan manusia, adalah aspek ilmu geografi yang dekat dengan ilmu sosial. Seperti sejarah, sosiologi, dan lain sebaginya. Secara sederhannya bahasan contoh mengenai aspek non fisik ini meliputi kebudayaan, adat isiadat, dan lain sebaginya (yang tidak terlihat dalam kasap mata manusia).

Demikialah penjelasan serta pembahasan secara lengkap mengenai aspek geografi fisik dan non fisik serta contohnya. Semoga dengan adanya tulisan ini bisa memberikan wawasan serta pengetahuan bagi segenap pembaca dalam memahami aspek ilmu geografi.


Sumber :

https://www.pinhome.id/blog/aspek-geografi-fisik-dan-non-fisik-serta-contohnya/

Sejarah Perkembangan Geografi


Sejarah Perkembangan Geografi


Istilah geografi sendiri pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli filsafat dan astronomi terkenal bernama Eratosthenes (276-194 SM). Menurut Erastothenes, geografi berasal dari kata Geographika, yang berarti tulisan atau deskripsi tentang bumi.

Geografi klasik
Ilmu geografi pada awalnya mengkaji berbagai tempat di permukaan bumi yang merupakan hasil penjelajahan ke berbagai penjuru dunia yang dikenal dengan aliran Logografi. Pada masa geografi klasik, pengetahuan seputar bumi masih dipengaruhi oleh berbagai mitologi dan cerita rakyat. Pemikir utama pada awal perkembangan geografi klasik adalah Anaximandros, seorang dari Yunani yang pada 550 SM membuat peta bumi.
Menurut Anaximandros, bumi itu berbentuk silinder dengan perbandingan panjang silinder dan garis tengahnya adalah 3:1. Karena pendapatnya tersebut, Anaximandros membuat peta bumi mirip seperti sebuah jamur. Selain Anaximandros, tokoh Yunani lain pada masa geografi klasik adalah Thales (640-548 SM) dari Miletus yang banyak melakukan perjalanan menggali informasi geografi. Menurut Thales, bumi berbentuk keping silinder yang terapung di atas air dengan separuh bola hampa di atasnya.

Abad pertengahan 
Pada abad pertengahan, geografi di dunia Islam juga mulai berkembang ketika Khalifah Al-Ma’mun yang berkuasa sejak 813 hingga 833 M memerintahkan para geografer Muslim untuk kembali mengukur jarak bumi. Perkembangan ilmu ini kemudian mulai mengalami perkembangan pesat di Timur Tengah. Lebih lanjut, ilmu geografi semakin berkembang pada era Kekhalifahan Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Ketika itu, Khalifah Harun Ar-Rasyid dan Al Ma’mun yang berkuasa mendorong para sarjana Muslim untuk menerjemahkan naskah-naskah kuno dari Yunani ke dalam bahasa Arab. Kemudian, Khalifah Al-Ma’mun memerintahkan para geografer Muslim untuk membuat peta bumi yang besar. Adapun geografer Muslim yang membuat peta bumi tersebut adalah Musa Al-Khawarizmi bersama 70 geografer lainnya. Mereka membuat peta globe pertama tahun 830 M. Selain itu, Khawarizmi juga berhasil menulis kitab geografi yang bertajuk Surah Al-Ard (Morfologi Bumi). Kitab tersebut yang kemudian menjadi landasan ilmiah bagi geografi Muslim tradisional. Sejak saat itu, geografi pun terus mengalami perkembangan pesat. Sejumlah geografer Muslim mulai melakukan penerobosan dan penemuan penting. Pada awal abad ke-10 M, secara khusus, Abu Zayd Al-Balkhi yang berasal dari Balkh mendirikan sekolah di Kota Baghdad. Sekolah tersebut secara khusus mengkaji dan membuat peta bumi. Kemudian, pada abad ke-11, seorang geografer ternama dari Spanyol, yaitu Abu Ubaid Al-Bakri berhasil menulis kitab di bidang geografi, yaitu Mu’jam Al-Ista’jam (Ensiklopedi Geografi) dan Al-Masalik wa Al-Mamalik (Jalan dan Kerajaan). Buku pertama berisi tentang nama-nama tempat di Jazirah Arab, sedangkan buku kedua berisi tentang pemetaan geografis dunia Arab pada zaman dahulu. Baca juga: Sejarah Singkat Abad Pertengahan di Eropa 

Geografi modern 
Kemudian, sekitar abad ke-18, pandangan tentang geografi modern pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant. Menurut Kant, geografi merupakan disiplin ilmu yang objek studinya adalah benda-benda atau gejala-gejala yang keberadaannya tersebar dan berasosiasi dalam ruang. 

Abad ke-19 dan 20
Pada masa ini, geografi terus mengalami perkembangan. Mulai muncul geografi budaya yang mencakup topik-topik seperti bentuk pemukiman, tipe rumah, bahasa, teknologi, ternak, tanaman, dan budaya lainnya. Perkembangan ilmu geografi selama abad ke-29 di Barat melewati empat fase utama, yaitu: 
Fase Determinisme Lingkungan
Teori: menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budaya disebabkan oleh lingkungan alamnya. 
Fase Geografi Regional: 
fokus pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu tempat dan metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region. 
Fase Revolusi Kuantitatif: 
geografi mulai dianggap sebagai ilmu 
Fase Geografi Kritis: 
muncul sebagai kritik atas positifisme dengan latar belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi 

Berdasarkan dari cakupannya, geografi tidak hanya mempelajari tentang tempat saja, melainkan juga hal lainnya sebagai berikut: 
   Tempat serta segala isinya, baik fenomena fisik atau fenomena manusia 
   Interaksi antara fenomena fisik dan fenomena manusia 
   Mendeskripsikan perubahan pola tempat-tempat dan menjelaskan bagaimana pola tersebut   

Referensi: Effendi, Rusdi. (2020). Geografi dan Ilmu Sejarah. Banjarmasin: Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lambung Mangkurat. Utoyo, Bambang. (2006). Geografi: Membuka Cakrawala Dunia. Bandung: PT Setia Purna Inves.

Sumber :
https://www.kompas.com/stori/read/2023/07/19/080000479/sejarah-perkembangan-geografi-?page=all



Objek Studi Formal Geografi

Objek Studi Formal Geografi



Objek formal geografi adalah cara pandang dan berpikir terhadap fenomena objek material geografi di permukaan bumi, yang meliputi fenomena fisik dan fenomena sosial, dengan cara pandang dari segi keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah.

Dalam kaitannya dengan pengamatan fenomena di permukaan bumi, studi geografi jelas berbeda jika dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang lain, walaupun objek materialnya sama. Oleh karena itu, geografi sebagai ilmu pengetahuan lebih dicirikan oleh objek formal dan metode pendekatannya daripada objek materialnya.

Bagaimana cara pandang objek studi formal geografi?

Cara pandang objek studi formal geografi dapat dilihat dari organisasi keruangan (spatial setting) yang meliputi:

  1. Pola dan persebaran fenomena tertentu di permukaan bumi (spatial patterns)
  2. Keterkaitan atau hubungan antar fenomena tersebut (spatial system)
  3. Perkembangan atau perubahan yang terjadi pada fenomena tersebut, baik dalam wilayah sendiri maupun antar wilayah (spatial processes).

Berdasarkan pandangan objek formal geografi, maka akan muncul enam pertanyaan pokok yang dikenal dengan 5W dan 1H. Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk mengetahui gejala-gejala di permukaan bumi, sehingga menghasilkan penjelasan berdasarkan cara pandang geografi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut.

  1. What: pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui fenomena apa yang terjadi di permukaan bumi. Untuk menjawab pertanyaan what, geografi dapat menunjukkan fenomena atau faktor alam dan fenomena atau faktor manusia.
  2. Where: pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui di mana lokasi suatu fenomena terjadi. Jawaban dari pertanyaan where adalah menjelaskan mengenai lokasi atau persebaran fenomena yang terjadi di permukaan bumi. Untuk menjawab pertanyaan ini, geografi dapat menunjukkan ruang atau tempat kejadian fenomena alam atau fenomena yang disebabkan oleh manusia (fenomena sosial, budaya, dan sebagainya).
  3. When: pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kapan suatu fenomena terjadi. Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah menjelaskan waktu kejadian suatu fenomena terjadi. Untuk menjawab pertanyaan when, studi geografi dapat menunjukkan dimensi waktu kejadian fenomena.
  4. Why: pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui mengapa fenomena itu dapat terjadi. Jawaban dari pertanyaan why adalah menjelaskan tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya suatu fenomena atau peristiwa. Untuk menjawab pertanyaan why, geografi dapat menunjukkan hubungan, baik yang berupa relasi, interelasi, interaksi, maupun integrasi gejala-gejala geografi sebagai faktor yang utuh, tidak terlepas satu sama lain.
  5. Who: pertanyaan yang diajukan untuk mencari subjek yang menjadi bagian dari terjadinya suatu fenomena.
  6. How: pertanyaan yang diajukan untuk mencari jawaban dari bagaimana suatu fenomena seharusnya dapat diselesaikan dengan baik. Untuk menjawab pertanyaan how, geografi dapat menunjukkan kualitas dan kuantitas dari fenomena itu dan interelasi/interaksi fenomena pada ruang yang bersangkutan.

Namun, dengan adanya perkembangan Geografi yang semakin pesat, perlu ditambahkan tiga pertanyaan untuk melengkapinya, yaitu sebagai berikut.

  1. What can be done there?, “Apa yang dapat dikerjakan di sana?”
  2. What can that be done?, “Dimana hal itu dapat dilaksanakan?”
  3. Who gets what, where, and how?, “Siapa mendapat apa, di mana, dan bagaimana”.

Apa saja contoh objek formal geografi?

Adapun contoh dari objek studi formal geografi dapat dilihat dengan berbagai macam sudut pandang, seperti:

  1. Sudut pandang keruangan atau regional. Melalui sudut pandang keruangan, objek studi formal akan jadi lebih mudah untuk ditinjau, baik dari segi nilai pada suatu tempat dan dari berbagai kepentingan. Mulai dari sini, kita bisa mempelajari mengenai letak, jarak dan keterjangkauan atau aksesibilitas.
  2. Sudut pandang kelingkungan atau ekologi. Sudut pandang ekologi dapat dilakukan dengan cara mengetahui interaksi antara organisme dengan lingkungan sekitar mereka. Contohnya adalah keterkaitan antara petani dengan nelayan, keterkaitan petani dengan ladang dan sawah.
  3. Sudut pandang kewilayahan, merupakan analisis kombinasi dari sudut pandang keruangan dan ekologi. Analisis yang dilakukan dalam sudut pandang ini dapat dilakukan dengan cara mengetahui perbedaan yang ada pada satu wilayah dengan wilayah yang lainnya. Contohnya, seperti kita bertemu atau berbincang di telepon bersama teman yang berada di luar negeri. Kalian pun akan saling menceritakan tentang daerah masing-masing. Kamu akan menceritakan ke teman kita kalau di Jakarta cuacanya sedang sangat panas, macet, dan lain-lain. Begitu pun dengan temanmu di luar negeri yang kemudian menceritakan kalau di sana sedang turun salju, udaranya dingin, orang-orangnya menggunakan bahasa Inggris, dan hal-hal lainnya.
  4. Sudut pandang waktu merupakan objek formal geografi yang dapat dipelajari dari kurun waktu ke waktu, sehingga manfaatnya bisa digunakan dan dapat diketahui sejauh mana perkembangannya. Contohnya, seperti pengukuran luas suatu pulau dari waktu ke waktu, seiring perkembangan zaman dan dampak dari fenomena yang terjadi di pulau tersebut.
Sumber :
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/geografi/objek-studi-geografi/

Objek Studi Material Geografi


Yang dimaksud objek material geografi adalah segala sesuatu yang dipelajari dalam kaitannya dengan fenomena geosfer yang terdapat dan terjadi di lapisan litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Objek studi material geografi merupakan objek yang dipelajari dalam geografi, meliputi:


1. Litosfer (lapisan kulit bumi)
Litosfer adalah lapisan kulit bumi yang terletak antara permukaan bumi sampai kedalaman 1000 km. Litosfer merupakan tempat dimana makhluk hidup berada, khususnya manusia yang tinggal di atas permukaan bumi.

Adapun bagian padat litosfer digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu batuan, sedimen, dan tanah. Terdapat hubungan antara batuan dan tanah, karena batuan merupakan sumber mineral yang penting bagi bagi tanah untuk pertumbuhan tanaman.

2. Hidrosfer (lapisan air)
Hidrosfer adalah lapisan air yang terdapat di permukaan dan bagian dalam bumi, serta di udara. Lapisan air antara lain meliputi: laut, sungai, danau, rawa, dan air tanah.

Air merupakan komponen alami yang sangat penting bagi seluruh kehidupan di bumi. Manusia pun akan selalu membutuhkan air dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk mandi, mencuci, dan memasak. Demikian juga binatang dan tumbuhan yang membutuhkan air agar dapat hidup.
3. Atmosfer (lapisan udara)
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi, Berdasarkan perbedaan suhunya atmosfer dibagi menjadi empat lapisan, yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Atmosfer yang terdiri atas bermacam-macam gas dan uap air juga sangatlah penting dalam ekosistem kehidupan berbagai makhluk hidup, karena secara langsung mempengaruhi kehidupan di bumi.

4. Biosfer (lapisan hewan dan tumbuhan)
Biosfer adalah sistem kehidupan paling besar yang ada di planet bumi karena merupakan gabungan dari berbagai ekosistem . Sistem itu mencakup seluruh makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungan tempat tinggal mereka sebagai kesatuan yang utuh.

5. Antroposfer (lapisan manusia)

Antroposfer adalah lapisan manusia beserta kehidupannya di permukaan bumi. Pada hal ini, bidang geografi mencakup persebaran keanekaan budaya dan ragam fisik manusia dalam ruang (wilayah). Sebagai contoh, dapat diperhatikan bahwa di permukaan bumi terdapat berbagai macam ras yang menempati berbagai kawasan, antara lain Asia Timur, Asia Barat, Asia Selatan, Afrika Barat, Amerika, dan Australia.

Dengan begitu, objek studi material geografi mencakup gejala-gejala semua fenomena yang terdapat dan terjadi di geosfer (permukaan bumi).

Apa saja contoh objek material geografi?
Contoh objek material geografi adalah pemukiman, desa, kota, pariwisata, daerah aliran sungai, bentuk lahan, sumber daya, industri, kependudukan, wilayah atau region, iklim, tanah, air, dan sebagainya.

Sumber :
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/geografi/objek-studi-geografi/

Prinsip geografi

Prinsip geografi 
  • Prinsip geografi adalah landasan dalam menjelaskan suatu gejala atau fenomena yang terjadi serta menganalisis berbagai fenomena-fenomena geosfer seperti atmosfer, litosfer, biosfer, hidrosfer, dan antroposfer yang ada di dalam suatu wilayah. 
  • 1. Prinsip persebaranPrinsip persebaran menjelaskan bahwa fenomena geografi di Bumi tidak merata. Fenomena geografi termasuk gejala dan fakta geografi yang berkenaan dengan alam maupun manusia. Contoh prinsip persebaran: a. Persebaran potensi air yang berbeda dari satu tempat dengan tempat lain. b. Persebaran limbah cair dalam tanah. c. Persebaran polusi udara. 
  • 2. Prinsip tnterelasi. Prinsip geografi selanjutnya ialah interelasi. Permasalahan yang terjadi di alam dengan manusia saling terkait. Interelasi ini dapat terjadi antara alam dengan alam itu sendiri maupun alam dengan manusia. Contoh prinsip interelasi: a. Fenomena banjir yang terjadi akibat penebangan hutan di wilayah hulu. b. Kekeringan yang berkepanjangan sebagai dampak adanya La Nina. c. Perpindahan penduduk Desa X akibat polusi udara pabrik. 
  • 3. Prinsip deskripsi. Bentuk keterkaitan antara alam dan manusia dapat digambarkan dalam bentuk deskripsi. Selain disajikan dengan tulisan atau kata-kata, ini dapat dilengkapi pula dengan diagram, tabel, gambar, dan peta. Penjelasan atau deskripsi berguna untuk memberikan gambaran lebih jauh tentang gejala dan masalah yang sedang dipelajari. Contoh prinsip deskripsi: a. Awal kemunculan ilmu geografi yang dideskripsikan dalam catatan perjalanan. b. Grafik peta lempeng vulkanik di dunia. c. Peta penggunaan tanah untuk menganalisis wilayah dan kesesuaian lokasi. 
  • 4. Prinsip korologi. Prinsip korologi mencakup pengamatan gejala, fakta, ataupun masalah geografi di suatu tempat. Prinsip ini meninjau fenomena geografi dari segi pesebarannya, interelasinya, interaksinya, dan integrasinya dalam ruang tertentu. Singkatnya, prinsip korologi memadukan ketiga prinsip lain. Kondisi wilayah akan memberikan ciri khas pada kesatuan gejala, fungsi, dan bentuk. Contoh prinsip korologi. a. Jika ingin mengetahui tentang suhu udara, peneliti perlu mengetahui tentang perbedaan suhu udara pada pedesaan dan kota, penyebab timbulnya udara sejuk di perdesaaan, serta pengaruh banyaknya pohon di desa terhadap suhu udara di wilayah perdesaan. b. Peneliti ingin mengetahui fenomena letusan gunung berapi di Indonesia. Karenanya, peneliti perlu mengetahui tentang jumlah gunung berapi aktif di Indonesia, penyebab letusan gunung berapi, serta dampaknya. c. Terakhir, jika ingin mengetahui tentang perkiraan angin, peneliti dapat melihat perbedaan dan arah angin di berbagai wilayah dan penyebab serta akibat dari angun tersebut.

Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/533715/prinsip-prinsip-geografi-dan-contohnya

Ruang Lingkup Geografi

Ruang Lingkup Geografi


Mengutip Buku Kamus Geografi Edisi Tematik dan Visual karya Drs Gatot Harmanto, M.Pd dan Rudi Hartono, S.Pd, ruang lingkup geografi terbagi menjadi tiga, yakni geografi fisik, sosial, dan regional. Berikut penjelesannya.

1. Geografi Fisik

Ruang lingkup fisik merupakan bagian ilmu geografi yang mempelajari semua kondisi fisik peristiwa atau fenomena di muka bumi.

Geografi fisik menyangkut keadaan alam di luar manusia seperti gejala alam yang berkaitan dengan bentuk, relief, iklim dan proses fisik di darat, laut dan udara serta pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup manusia.

Ruang lingkup itu meliputi gejala alam di antroposfer (ruang angkasa), atmosfer (lapisan udara), hidrosfer (lapisan air), pedosfer (lapisan tanah), biosfer (lapisan kehidupan), dan litosfer (lapisan batuan).

Cabang ilmu penunjang geografi fisik adalah astronomi, meteorologi, klimatologi, geofisika, hidrologi, pedologi, biologi, zoologi, fitologi, dan geologi.

2. Geografi sosial

Geografi sosial merupakan ruang lingkup ilmu geografi yang mempelajari segala aktivitas kehidupan manusia secara lengkap dan dampaknya terhadap lingkungan juga manusia.

Ruang lingkup tersebut meliputi ekonomi, lingkungan, budaya, dan lingkungan sosial.

Permasalahan yang termasuk dalam geografi sosial seperti permasalahan aktivitas manusia sebagai makhluk sosial.

3. Geografi regional

Geografi regional merupakan ruang lingkup yang mempelajari topik khusus yang mencakup wilayah tertentu.

Geografi ini biasanya mempelajari suatu wilayah tertentu secara menyeluruh baik dari aspek fisik maupun sosialnya.

Sumber :
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230615161233-569-962384/mengenal-3-ruang-lingkup-geografi-fisik-sosial-dan-regional

Pendekatan Geografi

Pendekatan Geografi 


Mengutip dari buku Geografi: Menyingkap Fenomena Geosfer untuk kelas X SMA/MA (2007) karya Ahmad Yani dan Mamat Ruhimat, dijelaskan bahwa pendekatan geografi dibagi menjadi tiga, yaitu:


1. Pendekatan Keruangan (Spasial)
Pendekatan keruangan adalah upaya dalam mengkaji rangkaian persamaan dari perbedaan fenomena geosfer dalam ruang.

Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi, karena merupakan studi tentang keanekaragaman ruang muka bumi dengan membahas masing masing aspek-aspek keruangannya.

Pendekatan geografi satu ini digunakan sebagai medium untuk mengetahui peta persebaran dalam penggunaan ruang yang ada.

Selain itu, juga bisa menjadi sarana geografi dalam melihat adanya penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai fungsi-fungsi dasar.

Dengan kata lain, pendekatan ini memungkinkan seorang ahli geografi melakukan analisis dan penelitian yang terstruktur serta holistik terhadap keberadaan suatu ruang yang menjadi objeknya. Contohnya, yaitu penggunaan lahan DAS atau kerusakan pada lahan.


2. Pendekatan Kelingkungan (Ekologi)
Pendekatan kelingkungan adalah instrumen daripada pendekatan geografi untuk mengetahui adanya hubungan dari unsur-unsur yang ada di suatu lingkungan.

Hal ini berkaitan dengan lingkungan antara makhluk hidup dengan makhluk hidup atau makhluk hidup dengan lingkungan alamnya.

Pendekatan kelingkungan juga disebut sebagai ekologi karena melakukan riset dan analisis terhadap interaksi dan simbiosis antara organisme hidup dengan lingkungannya.

Contoh dari pendekatan kelingkungan, yakni adanya pemanfaatan dari manusia terhadap lingkungannya untuk dijadikan sesuatu hal yang positif.


3. Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional)
Berbeda dengan dua pendekatan di atas, pendekatan kompleks wilayah atau regional ini adalah peleburan dari pendekatan keruangan dan lingkungan. Adanya interaksi antar wilayah akan memungkinkan terjadinya perkembangan.

Hal ini bisa terjadi karena secara harfiah suatu wilayah di bumi memiliki beberapa unsur pembeda di setiap wilayahnya.

Unsur pembeda ini terjadi karena adanya unsur dalam ruang-ruang berbeda, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Contoh dari pendekatan kompleks wilayah, yaitu manusia yang membangun rumah harus melihat karakteristik wilayah dan lingkungan sekitarnya. Misalnya, rumah yang dibangun di tepi pantai akan memiliki fondasi yang kokoh dan kuat.

Sumber :
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6212361/3-pendekatan-geografi-lengkap-dengan-contohnya

Cabang Ilmu Geografi

Cabang Ilmu Geografi



Geografi terbagi ke dalam beberapa cabang ilmu yang memiliki fokusnya masing-masing yang terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu fisik, manusia, dan teknik. Dirangkum dari buku oleh Bagja Waluya, berikut ini adalah cabang ilmu geografi.

1. Geografi Fisik
Geografi fisik merupakan cabang ilmu geografi yang mempelajari fenomena alamiah di bumi. Geografi fisik terdiri dari beberapa bagian, di antaranya:

Meteorologi dan klimatologi, mempelajari gejala cuaca di atmosfer.
Hidrologi, mempelajari gerakan serta distribusi air di bumi.
Hidrografi, ilmu yang berkaitan dengan penelitian dan pemetaan air pada permukaan bumi.
Oseanografi, studi yang mempelajari lautan dan aspek-aspek di dalamnya.
Geologi, mempelajari bagaimana bumi terbentuk dan berubah seiring berjalannya waktu.
Geomorfologi, mempelajari bentuk dari permukaan lahan serta sejarahnya.
Biogeografi, mempelajari penyebaran organisme dalam ruang dan waktu.
2. Geografi Manusia
Geografi manusia merupakan cabang ilmu yang fokus mempelajari manusia dalam ruang, meliputi jumlah penduduk, penyebaran penduduk, dinamika penduduk, aktivitas ekonomi, politik, sosial, hingga budaya. Geografi manusia terbagi menjadi:

Geografi ekonomi, mempelajari bagaimana manusia menggunakan sumber daya alam, menghasilkan baran, pola lokasi, persebaran industri, dan seluk-beluk komunikasi.
Geografi politik, mempelajari unit-unit politik seperti wilayah, perbatasan, negara, dan ibukota berdasarkan kekuatan nasional serta politik internasional.
Demografi, mempelajari persoalan dan keadaan penduduk.
Geografi penduduk, mempelajari variasi kualitas ruang dalam demografi dan non demografi.
3. Geografi Teknik
Geografi teknik merupakan cabang ilmu geografi yang mempelajari cara memvisualisasikan dan menganalisis data ke dalam bentuk peta, diagram, foto, dan citra hasil penginderaan jauh. Geografi teknik terbagi ke dalam:
Kartografi, mempelajari pembuatan peta yang berisi ukuran dan data dari berbagai unsur permukaan bumi yang didapatkan dari hasil penelitian surveyor, geografi, kartografi, dan lain sebagainya.
Penginderaan jauh, mempelajari cara memperoleh informasi berupa objek, daerah, atau gejala dengan memanfaatkan alat tertentu.
Sistem Informasi Geografi (SIG), sistem informasi berbasi komputer yang menyimpan dan memproses data geografis dan menyediakan informasi grafis secara terpadu.

Sumber :
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6656077/pengertian-geografi-menurut-para-ahli-dan-cabang-ilmunya

Pengertian Geografi Menurut Para Ahli

Pengertian Geografi Menurut Para Ahli

1. Eratosthenes
Menurut Erastothenes, geografi adalah penulisan tentang bentuk muka bumi. Istilah atau kata geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geo yang memiliki arti bumi serta graphien yang berarti tulisan.

2. Immanuel Kant
Filsuf Immanuel Kant berpendapat bahwa geografi sangat dekat dengan ilmu filsafat. Menurutnya, geografi adalah ilmu dan objek studinya adalah benda-benda, hal-hal, atau gejala-gejala yang tersebar pada wilayah di permukaan bumi.

3. Karl Ritter
Menurutnya, geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang keadaan alamiah, gejala alam, keadaan kebudayaan, dan sejarah kebudayaan manusia di bumi ini.

4. Hartshorne
Hartshorne mendefinisikan geografi sebagai ilmu yang berkepentingan untuk memberikan deskripsi yang teliti, beraturan, dan rasional tentang sifat variabel permukaan bumi.

5. Paul Vidal de La Blache
Geografi menurut Paul Vidal de La Blache adalah studi tentang kualitas negara-negara, di mana penentuan suatu kehidupan tergantung bagaimana manusia mengelola alam ini.

6. Bintarto
Menurut Bintarto, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam, dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur unsur bumi dalam ruang dan waktu.

7. Daldjoeni
Daldjoeni berpendapat bahwa Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mengajarkan kepada manusia mengenai beberapa cangkupan yang terdiri atas tiga hal pokok, yaitu cangkupan spasial (ruang), cangkupan ekologi (kondisi), dan cangkupan region (wilayah).

8. Vernor E. Finch dan Glen Trewartha
Mereka berpendapat bahwa geografi merupakan deskripsi dan penjelasan yang menganalisis permukaan bumi dan pandangannya tentang hal yang selalu berubah dan dinamis, tidak statis dan tetap.

9. Alexander
Alexander memberikan definisi bahwa geografi adalah studi tentang pengaruh lingkungan alam pada aktivitas manusia.

10. William Morris Davis
WIlliam berpandangan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara manusia dan lingkungan fisik.

11. Ikatan Geografi Indonesia (IGI)
Pengertian geografi menurut IGI adalah ilmu tentang persamaan dan perbedaan gejala geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.

12. American Geographical Society
Menurut organisasi ini, geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang lingkungan alami dan sosial, serta interaksi antara manusia dan lingkungan.

Sumber : https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6656077/pengertian-geografi-menurut-para-ahli-dan-cabang-ilmunya

Navigasi Halaman Blog


Tes di kelas XI-IPA3, Sabtu 27 Oktober 2012

Tes di kelas XI-IPA3, Sabtu 27 Oktober 2012

Geografi UMS

Environmental Geography Student Association

Perpustakaan Geografi Online

Ilmu Tanah

10 Konsep Pokok Geografi : Lokasi - jarak - keterjangkauan - pola - morfologi - aglomerasi - nilai guna - interaksi/interdependensi - diferensi areal - keterkaitan keruangan

Gramedia Literasi

Terima kasih atas kunjungannya, mohon kritik, saran dan masukan demi kemajuan blog ini ( M. Fata Firdaus )





  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP